About

Wednesday, 26 December 2018

Cara Menulis Karya Ilmiah yang Baik dan Benar


FILE WORD BISA DI DOWNLOAD DI sini

Apa Saja Sih yang Tergolong dalam Contoh Karya Ilmiah?
Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita akan membahas mengenai jenis-jenis karya tulis ilmiah. Adapun yang termasuk dalam kategori karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah laporan yang disusun atau ditulis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
Contohnya, laporan penelitian yang disusun oleh dosen dan mahasiswa yang ada di universitas. Termasuk juga di dalamnya laporan praktikum, laporan penelitian lapangan dan lain-lain.
2. Artikel
Kita mengenal istilah artikel, bahkan seringkali menjumpai karya tulis ilmiah jenis ini. Khususnya, bagi orang-orang yang bergelut di dunia jurnalistik. Artikel merupakan tulisan yang berisi pendapat yang ditulis secara subyektif oleh penulisnya tentang suatu masalah atau peristiwa.
Akan tetapi dalam konteks kepenulisan ilmiah, artikel adalah karya tulis ilmiah yang dirancang agar dapat dimuat dalam jurnal ilmiah. Oleh karena itu penulisan artikel yang diterbitkan dalam sebuah jurnal ilmiah harus memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku.
3. Makalah
Karya ilmiah yang satu ini tentunya sudah sangat akrab di kalangan akademika. Banyak di antara civitas akademika yang sudah terbiasa dengan karya ilmiah jenis ini. Makalah merupakan karya tulis ilmiah yang berisi pembahasan data di lapangan yang bersifat empiris dan objektif atas suatu masalah.
Selain itu, makalah biasanya juga disusun atas dasar pemikiran dan analisis logis serta objektif dari suatu masalah atau topik. Hasil pemikiran dan analisis tersebut kemudian ditulis dengan sistematika dan kaidah yang berlaku untuk kemudian disajikan sebagai makalah.
4. Kertas Kerja
Karya tulis ilmiah yang selanjutnya adalah kertas kerja atau work paper. Kertas kerja ini pada dasarnya sama dengan makalah namun work paper disusun dengan analisis yang lebih tajam dan mendalam.
Kertas kerja yang disusun ini nantinya akan dipresentaskan pada lokakarya atau seminar yang dihadiri oleh ilmuwan. Kertas kerja tersebut juga akan menjadi acuan untuk tujuan tertentu yang dapat diterima atau ditolak dalam forum tersebut.
5. Skripsi
Jenis karya tulis ilmiah ini, menjadi yang paling populer atau dikenal oleh sebagian besar akademika. Terutama yang tengah menempuh pendidikannya di jenjang S1. Skripsi menjadi salah satu syarat mutlak untuk mendapatkan gelar sarjana mereka.
Skripsi adalah karya tulis ilmiah dalam bentuk laporan penelitian berskala kecil namun dengan pengkajian secara mendalam. Skripsi ini disusun berdasarkan pendapat dan kesimpulan penulis terhadap teori orang lain atas data yang diperoleh dari penelitian.
Akan tetapi, pendapat dan kesimpulan yang diajukan harus berdasarkan pada data empiris-objektif yang didukung oleh berbagai sumber yang relevan. Penulisannya pun harus memenuhi sistemaika dan kaidah penulisan yang berlaku.
Selain itu, juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dari segi tertentu mengenai suatu aspek yang sesuai bidangnya.
6. Tesis
Pada prinsipnya tesis sama seperti halnya skripsi. Tesis juga merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk mendapatkan gelarnya. Hanya saja tesis ini dikhususkan untuk mereka yang tengah menempuh pendidikan S2.
Penelitian yang dilakukan demi menyusun tesis juga lebih mendalam dibandingkan dengan penelitian pada skripsi. Bedanya, tesis merupakan karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
Mengungkapkan pengetahuan baru yang bersifat empirik dan teoritik. Bersifat empirik artinya diangkat dari pengalaman langsung yaitu dengan penelitian ilmiah. Sedangkan bersifat teoritik maksudnya mengandalkan pengujian terhadap teori-teori yang sudah ada.
7. Disertasi
Disertasi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun sebagai syarat untuk dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S3. Disertasi ini diperlukan untuk meraih gelar Doktor pada level S3.
Disertasi ini berisi temuan orisinil penulis yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulisnya. Dalil tersebut dibuktikan melalui data-data dan fakta yang valid dengan analisis yang rinci.
Bedanya, dengan dua karya tulis ilmiah sebelumnya adalah penyusunan disertasi bertujuan untuk menyusun sebuah kerangka pengetahuan baru. Penelitian disertasi bersifat sangat mendalam dan diangkat dari kajian teoritik yang didukung fakta empirik.
Sebagai tambahan, jadi garis tebal yang memisahkan pengertian antara skripsi, tesis dan disertasi secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Skripsi
a. Penelitian skripsi hanya menjawab pertanyaan “apa”, artinya hanya mampu menjelaskan tentang apa yang dikaji atau diteliti.
b. Penelitian belum terlalu mendalam jika dibandingkan dengan tesis dan disertasi.
c. Mahasiswa yang mengerjakan skripsi harus selalu mendapatkan bimbingan dengan dosen pembimbing.
2. Tesis
a. Tesis mampu menjawab pertanyaan “apa” dan “mengapa” sebuah penelitian dilakukan.
b. Penelitian bersifat lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi.
c. Peran dosen pembimbing dalam penyusunan tesis sangat terbatas. Dapat dikatakan 80% penyusunan tesis bergantung pada mahasiswa.
3. Disertasi
a. Penelitian disertasi mampu menjawab pertanyaan “apa”, “mengapa” dan “ bagaimana”.
b. Penelitian bersifat sangat mendalam.
c. Hampir keseluruhan proses penyusunan disertasi bergantung pada penulis atau penyusunan.
Contohnya, penelitian tentang pengaruh daun kresen dalam menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Dalam kasus ini skripsi hanya mampu menjelaskan “apakah daun kresen dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes?”.
Pada tesis, pertanyaan yang dapat dijawab selain “apa” tetapi juga “mengapa”. Oleh karena itu, tesis juga dapat menjawab “mengapa daun kresen dalam menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes?”.
Sementara disertasi juga mmampu menjawab pertanyaan “bagaimana”. Jadi, disertasi juga dapat menjawab “bagaimana mekanisme atau cara daun kresen menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes.
Ketujuh jenis karya tulis ilmiah yang disebutkan di atas adalah jenis-jenis yang paling sering kita jumpai. Selain ketujuh karya tulis ilmiah tersebut, ada pula jenis karya tulis ilmiah lain. Karya ilmiah tersebut seperti artikel ilmiah populer, monograf, laporan kasus, laporan tinjuan, referat, resensi, surat pembaca, dan kabilitasi.
Lalu Bagaimana Sifat Contoh Karya Ilmiah yang Baik dan Benar?
salon.com
Melihat jenis-jenis karya tulis ilmiah yang telah disebutkan sebelumnya, kita dapat menyimpulkan bagaimana sifat dari karya tulis ilmiah itu. Adapun sifat-sifat dari sebuah karya tulis ilmiah itu adalah:
1. Objektif
Sebuah karya tulis ilmiah yang baik haruslah bersifat objektif bahkan sekalipun ditulis dari sudut pandang penulis (subjektif). Jadi yang dimaksud objektif dalam hal ini adalah adanya data-data dan fakta valid yang mendukungnya.
Data dan fakta yang digunakan merupakan kenyataan yang sebenarnya, bukan hasil manipulasi. Data dan fakta tersebut mampu menampakkan sisi keobjektifan dari sebuah karya tulis ilmiah. Meskipun karya tulis tersebut merupakan berasal dari hipotesis atau pendapat penulis.
Hal ini tentu saja menuntut setiap pernyataan dan kesimpulan yang ada diperoleh dari bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini dilakukan agar kebenaran dan keabsahan atau kevalidannya dapat diverifikasi oleh siapa pun. Selain itu, juga bersifat reliabel atau memiliki hasil yang konsisten.
2. Netral
Netral yang dimaksud dalam hal ini adalah bebas dari berbagai kepentingan baik itu kepentingan pribadi atau pun kelompok. Setiap pernyataan dan penilaian yang dicantumkan harus dihindarkan dari hal-hal yang bersifat persuasif.
3. Sistematis
Sistematis merupakan syarat mutlak dari sebuah karya tulis ilmiah. Maksudnya, penulisan atau penyususan sebuah karya tulis ilmiah harus mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku. Mulai dari tatacara penulisan hingga urutan penulisan harus memenuhi aturan yang berlaku.
Karya tulis ilmiah yang disusun tersebut dengan kata lain harus memenuhi standar dalam penulisan yang berlaku. Dengan demikian, karya tulis ilmiah tersebut dapat dengan mudah dibaca dan dipelajari.
4. Logis
Sebuah contoh karya ilmiah dalam penulisannya harus menggunakan pola penalaran. Adapun pola penalaran yang biasa digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah pola nalar induktif dan pola nalar deduktif.
Adanya pola penalaran pada sebuah karya tulis ilmiah memudahkan pembaca memahami arah dan pokok bahasan dari karya tulis ilmiah tersebut.
Pola nalar induktif digunakan apabila karya tulis yang disusun, dimaksudkan untuk menyimpulkan suatu fakta atau data. Maksudnya, pola nalar ini digunakan
Sementara pola nalar deduktif digunakan apabila karya tulis ilmiah tersebut dimaksudkan untuk membuktikan suatu teori atau hipotesis.
5. Menyajikan fakta
Sifat yang terakhir dari sebuah karya tulis ilmiah adalah menyajikan fakta. Sebuah karya tulis ilmiah harus menyajikan fakta bukan sebatas emosi atau luapan perasaan. Oleh karena itu pernyataan-pernyataan yang bersifat emosional sebaiknya dihindari ketika menyusun sebuah karya tulis ilmiah.
Bagaimana Langkah-langkah Cara Menyusun Contoh Karya Ilmiah yang Baik dan Benar?

mourning-dove.press
Sekarang kita akan membahas bagaimana langkah-langkah dalam membuat karya tulis ilmiah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika seseorang akan menyusun atau menulis sebuah karya tulis ilmiah.
Umumnya, karya tulis ilmiah yang biasa kita jumpai adalah seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Akan tetapi, pada kali ini kita akan mengerucutkan pembahasan kita karya tulis ilmiah secara umum. Yaitu karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan pengkajian terhadap suatu masalah dengan berpedoman pada kaidah penulisan yang ada.
Adapun langkah-langkah yang harus kita lakukan untuk dapat menyusun sebuah karya tulis ilmiah dapat dimulai dari:
1. Penentuan Topik/Tema
Pertama, yang dapat kita lakukan adalah menentuka topik atau tema untuk karya tulis ilmiah kita nantinya. Umumnya, penentuan topik/tema selalu menjadi masalah utama yang dihadapi para penulis. Bahkan untuk karya tulis ilmiah setaraf skripsi pun, bagian ini menjadi salah satu bagian tersulit.
Kesulitan dalam menentukan topik/tema masih sering dihadapi oleh para penulis karya tulis ilmiah. Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut?
Sebenarnya, untuk menentukan topik/tema dari sebuah karya tulis ilmiah ada banyak cara yang dapat kita lakukan. Salah satunya adalah berusaha untuk menydari masalah yang terjadi di sekitar kita. Dengan kata lain “kita berusaha mencari masalah” dalam tanda kutip.
Artinya kita berusaha mencari masalah yang terjadi untuk kemudian ditemukan solusinya. Apabila kita sudah menemukan dua hal tersebut maka lengkap sudah topik/tema yang kita butuhkan.
Sebagai contoh, masalah yang ditemukan adalah permasalahan sampah plastik yang kian hari kian menggunung. Dari masalah tersebut kita dapat menumukan solusi yang tepat untuk menanganinya. Maka topik/tema yang dapat ditentukan dari permasalahan tersebut adalah “penanganan masalah sampah plastik”.
Topik/tema juga bisa lahir dari hal-hal sederhana. Contohnya seperti bagaimana cara membersihkan noda pada pakaian putih tanpa harus menggunakan pemutih yang dapat merusak pakaian?
Kemudian kita menemukan fakta bahwa cuka merupakan asam kuat yang dapat melunturkan noda. Sehingga kita dapat berasumsi atau mengemukakan hipotesis bahwa cuka dapat menghilangkan noda pada pakaian putih tanpa merusaknya.
Maka dengan itu, lahirlah sebuah topik/tema untuk karya tulis ilmiah kita. Selanjutnya topik/tema tersebut dapat kita kembangkan menjadi sebuah judul penelitian beserta kerangaka penelitiannya.
Dalam hal ini, bahkan kesulitan dalam menentukan tema juga merupakan masalah yang dapat dijadikan tema sebuah penelitian (karya tulis ilmiah).
Misalnya mengapa banyak orang mengalami kesulitan dalam menentukan tema karya tulis ilmiah? Kemudian apa solusi tepat agar orang memahami cara menentukan tema dengan mudah?
Dengan itu, kita sudah dapat menyusun tema. Yang perlu diingat adalah tema bisa saja lahir dari hal-hal sederhana. Jadi jangan berpikir terlalu rumit terlebih dahulu! Sebagai saran, banyak membaca sumber dan referensi baik itu berupa buku ataupun media massa juga membatu memunculkan ide.
alastair-humphreys.com
2. Menyusun Judul dan Abstract Karya Ilmiah yang Sesuai
Dalam contoh karya ilmiah, judul dan abstract biasanya menjadi satu kesatuan. Keduanya sama-sama menggambarkan keseluruhan isi dari karya tulis ilmiah yang disusun. Judul dan abstract ini harus ditulis secara ringkas, padat, dan jelas serta harus mewakili keseluruhan karya tulis yang disusun.
Perlu dijadikan catatan pula, bahwa penulisan judul biasanya terdiri dari 8 – 15 kata. Biasanya, dengan keriteria tersebut penulisan judul menjadi lebih rinci, namun tidak terlalu panjang ataupun terlalu pendek.
Hal yang perlu dijadikan catatan yaitu, abstract biasanya ditulis menggunakan Bahasa Inggris. Meskipun beberapa diantaranya tetap menggunakan Bahasa Indonesia. Hal ini bertujuan agar siapa pun yang membaca dapat memahami keseluruhan karya dengan membaca abstract-nya.
Intinya, abstract merupakan penggambaran ringkas dari keseluruhan karya tulis ilmiah yang disusun. Meskipun demikian ada beberapa jenis karya tulis ilmiah, seperti makalah, yang tidak mensyaratkat adanya abstract.
Pada abstract yang dtulis sudah harus mencantumkan latar belakang, tujuan, landasan teori yang mendukung, metode, pembahasan, dan kesimpulan. Semua itu harus dinarasikan dalam bahasa yang ringkas dan mudah dipahami.
Biasanya penulisan abstract ini bahkan dibatasi jumlah katanya antara 250 – 500 kata. Selain itu, abstract biasanya juga ditulis dengan format satu spasi serta mencantumkan kata kunci pencarian yang mewakili abstract.
Berikut dalah contoh penulisan judul dan abstract pada karya tulis ilmiah:
1. Contoh Judul dan Abstract Karya Ilmiah 1
PROTEIN DAN KARBOHIDRAT DENGAN METODE FOAM MAT DRYING
ABSTRAK
Ampas tahu merupakan limbah padat yang diperoleh dari proses pembuatan tahu berbahan dasar kedelai. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah ampas tahu yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu per tahun tercatat 731.501 ton.
Jumlah yang cukup besar tersebut sampai saat ini masih dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pada 100 gram ampas tahu terkandung energi 393 kal; air 4,9 gram; protein 17,4 gram; lemak 5,9 gram; karbohidrat 67,5 gram; mineral 4,3 gram; kalsium 19 gram; fosfor 29 gram; zat besi 4 mg dan vitamin B 0,2 mg.
Berdasarkan kandungan karbohidrat yang tinggi, ampas tahu berpotensi untuk dijadikan sebagai SEREALITA (Sereal Limbah Tahu) sebagai menu sarapan pagi sehat karena karbohidrat berperan besar dalam pembentukan energi, serta kandungan protein yang mampu berperan sebagai zat pembangun.
Pembuatan SEREALITA diawali dengan pembuatan tepung ampas tahu yang dikeringkan dengan metode foam mat drying dimana menggunakan putih telur sebagai pembuih dan mampu mempertahankan mutu produk.
2. Contoh Judul dan Abstract Karya Ilmiah 2
POTENSI MR. NEEMS SEBAGAI PEMBASMI APHIDS (Aphis Gossypii) PADA TANAMAN HORTIKULTURA YANG RAMAH LINGKUNGAN
Abstrak
Mimba (Azadirachta indica A. Juss) atau Neems adalah tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati karena mengandung beberapa komponen aktif antara lain azadirachtin, salannin, azadiradion, salannol, gedunin, nimbinen dan deacetyl nimbinen. Diketahui bahwa daun mimba memiliki tingkat efektifitas yang tinggi dan berdampak spesifik terhadap organisme pengganggu.
Begitu juga biji mimba memiliki kandungan bahan aktif pestisida. Dari beberapa komponen aktif tersebut, ada empat senyawa yang diketahui berfungsi sebagai pestisida yaitu azadirachtin, salannin, nimbinen dan meliantriol sebagai insektisida, bakterisida, fungisida, akarisida, nematisida dan virusida. Beberapa kutu daun atau biasa dikenal “aphids” dapat mendistorsi dedaunan dan bunga tanaman sehingga lambat pertumbuhannya.
Kutu daun mengeluarkan eksudat manis yang lengket pada daun. Azadirachtin yang terkandung dalam tumbuhan mimba terbukti dapat mengurangi jumlah kutu daun. Azadirachtin tidak langsung mematikan serangga tetapi memodifikasi cara kehidupannya, sehingga serangga tidak aktif lagi.Selain itu, penggunaan mimba sebagai pestisida alami juga dapat mengatasi masalahpencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida sintetis.

3. Menulis Bagian Inti
Masuk ke bagian inti dari sebuah contoh karya ilmiah. Bagian inti dari sebuah karya tulis ilmiah ini biasanya dibagi dalam beberapa bab, yaitu antara bab 1 hingga bab 5 atau lebih tergantung jenis karya ilmiahnya.
Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
Latar belakang merupakan gambaran umum mengenai topik yang diangkat serta alasan memilih pokok permasalahan menjadi karya tulis. Sedangkan rumusan masalah berisi uraian tentang inti permasalahan yang akan ditelaah. Rumusan masalah ini biasanya ditulis sebagai daftar pertanyaan atau masalah yang diteliti.
Sementara untuk tujuan dan manfaat penelitian mencantumkan tujuan dan manfaat yang ingin dicapai melalui penulisan karya ilmiah tersebut. tujuan ini biasanya berhubungan dengan rumusan masalah. Sedangkan manfaat berisi manfaat yang bagi berbagai pihak dengan penulisan karya ilmiah itu.
Pada bab 2, kita akan menjumpai tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka ini uraian yang menunjukkan landasan teori dan konsep-konsep yang relevan dengan masalah yang dikaji. Selain itu pada tinjuan pustaka juga dicantumkan uraian dari pemecahan masalah yang dikaji yang pernah dilakukan sebelumnya.
Tinjauan pustaka pada karya tulis ilmiah ini mensyaratkan agar semua referensi yang digunakan berasal dari sumber yang valid dan dapat dipercaya. Sumber-sumber tesebut bisa berasal dari jurnal penelitian, prosiding seminar maupun buku.
Memasuki bab 3, bab ini berisi tentang metode penulisan (non research) dan metode penelitian (research). Kedua metode ini adalah jenis metode yang biasa digunakan dalampembuatan karya tulis ilmiah.
Metode yang pertama adalah metode penulisan (non research). Metode ini menyajikan teknik pengumpulan data atau informasi, pengolahan data, analisis data dan kerangka berpikir.
Metode yang kedua adalah metode penelitian (non research) adalah metode yang menerangkan tentang penelitian yang dilakukan. Metode ini berisi tentang bagaimana observasi/pengkajian dilakukan. Termasuk di dalamnya lama, waktu, dan tempat dilakukannya observasi tersebut.
Selain itu, pada metode ini harus dicantumkan bahan dan alat yang digunakan, cara pembuatan, dan rincian biaya pembuatan. Di dalamnya juga menjelaskan mengenai bagaimana memperoleh data/informasi, serta cara pengolahan data dan analisis yang dilakukan.
Selanjutnya kita akan membahas bab ke-4. Pada bab ke-4, biasanya pada sebuah karya tulis ilmiah berisi hasil dan pembahasan mengenai penelitian yang dilakuakan atas masalah yang dikaji.
Sama seperti halnya metode penelitian, pada bab ke-4 ini juga harus berisi pembahasan non research dan research. Dengan demikian pembahasan yang ada dapat menjelaskan seluruh data dan penelitian yang dilakukan.
Pembahasan non research berisi uraian hasil kajian, temuan, ide pengembangan yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan di awal. Penulisannya pun harus didasarkan pada data atau infomarsi serta tinjauan pustaka.
Sedangkan pada pembahasan research berisi tentang informasi/data/hasil pengujian data dari observasi atau dari penelitian yang dilakukan. Pembahasan ini berisi tentang uraian, interpretasi data dan analisis berkaiatan dengan produk yang dihasilkan dari observasi/penelitian/eksperimen yang dilakukan.
Pembahasan ini juga mencakup manfaat, kelebihan dan dampak dari produk yang dihasilkan. Sebagai catatan bahwa produk tersebut tidaklah harus berbentuk sebuah benda dapat pula berupa data yang telah diolah, teori, konsep ataupun temuan lain.
Bab ke-5 merupakan bab penutup. Bab ini adalah bab yang berisi kesimpulan dari keseluruhan penelitian dan karya tulis yang disusun.
Kesimpulan yang dibuat harus konsisten dengan analisis permasalahan dan menjawab tujuan. Artinya, kesimpulan harus mampu menjawab tujuan penelitian yang dilakukan.
Contohnya, tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah “untuk mengetahui apakah daun kresen dapat mengurangi kadar gula darah pada penderita diabetes”. Maka kesimpulannya, harus mampu menjelaskan apakah daun kresen dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kadar gula darah.
Selain dari kesimpulan, pada bab terakhir biasanya juga disertakan saran. Saran yang ditulis harus disampaikan secara spesifik dan sejalan dengan implikasi kebijakan yang berkaitan dengan karya tulis yang disusun.
4. Merangkai Bagian Akhir
kompasiana.com
Pada bagian akhir dari sebuah karya tulis ilmiah biasanya dicantumkan daftar pustaka beserta lampiran-lampiran yang mendukung. Daftar pustaka harus ditulis sesuai dengan aturan penulisan daftar pustaka. Sedangkan lampiran berisikan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
Pada event-event lomba biasanya pada baian ini juga diminta untuk mencantumkan daftar riwayat hidup penyusunnya.
Dalam sebuah contoh karya ilmiah juga harus mencantumkan beberapa unsur lain selain yang terangkum pada langkah-langkah di atas. Unsur-unsur tersebut adalah halaman pengesahan, lembar pernyataan orisinalitas, daftar isi, daftar tabel/gambar/grafik/lampiran.
Halaman pengesahan ini memuat judul karya tulis ilmiah yang sudah ditandatangai oleh pihak yang terkait. Sementara lembar pernyataan orisinalitas adalah halaman yang memuat pernyataan penulis bahwa karya asli penulis.
Pada event-event lomba juga ditambahkan pernyataan bahwa karya tulis ilmiah tersebut belum pernah dipublikasikan dan belum pernah diikutsertakan dalam event sejenis.
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
Berikut ini adalah sistematika atau aturan susunan penulisan karya tulis ilmiah secara umum:
1. Halaman Judul
2. Halaman Pengesahan
3. Lembar Pernyataan
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi
6. Daftar Gambar/Tabel/Grafik/Lampiran
7. Abstrak
8. Bab 1 : Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Penelitian
9. Bab 2: Tinjauan Pustaka
10. Bab 3: Metode
a. Metode Penulisan(Non Research)
b. Metode Penelitian (Research)
11. Bab 4: Pembahasan
a. Pembahasan Non Research
b. Pembahasan Reseacrh
12. Bab 5: Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
13. Daftar Pustaka
14. Lampiran
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya sistematika di atas adalah sistematika secara umum. Kita bisa saja menjumpai contoh karya ilmiah dengan sistematika yang berbeda. Terutama di perguruan-perguruan tinggi, sistematika penulisannya bergantung pada aturan yang ada di perguruan tinggi masing-masing.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu dperhatikan ketika kita akan menyusun sebuah karya tulis ilmiah. Apalagi jika karya tulis ilmiah tersebut nantinya akan diikutsertakan dalam event-event perlombaan karya tulis ilmiah.
Oleh karena itu di sini juga akan dijelaskan mengenai tips dalam menulis karya tulis ilmiah yang akan diikutkan pada event-even lomba. Berikut ulasannya:
cahkebumen89.wordpress.com
1. Karya tulis ilmiah yang disusun sebaiknya mengikuti panduan yang ditetapkan oleh pihak penyelenggara. Artinya segala bentuk peraturan yang ditetapkan harus dipatuhi. Termsuk jumlah lembar dan kata yang diperbolehkan.
Karena jika tidak hal ini bisa saja mengurangi penilaian dewan juri sekalipun karya tulis ilmiah kita sudah tergolong bagus.
2. Perhatikan siapa pihak penyelenggara. Dengan demikian kita mengetahui orientasi dan tujuan dari pihak penyelenggara. Sehingga kita juga akan dapat menentukan tema yang dengan mudah diterima oleh pihak penyelenggara.
3. Perhatikan juga siapa yang menjadi dewan juri. Harapannya, dengan mengetahui hal tersebut kita juga mengetahui sisi apa yang membuat dewan juri tertarik pada karya tulis ilmiah kita.
4. Berikan data-data yang dapat diinterpretasikan atau ditafsirkan dengan mudah serta bahasa yang mudah dipahami. Berikan kesan bahwa kita benar-benar menguasai apa yang kita kaji dalam karya tulis ilmiah tersebut!
Dengan demikian peluang karya tulis ilmiah kita lebih diprioritas semakin besar. Itulah adalah tips singkat bagi para pemburu lomb karya tulis ilmiah.
Nah, demikian adalah penjelasan singkat mengenai karya tulis ilmiah secara umum. Setiap jenis karya tulis ilmiah tentunya memiliki kekhasan tersendiri dari jenis karya tulis ilmiah lain. Akan tetapi secara umum, karya tulis ilmiah seperti yang telah dipaparkan di atas.


0 komentar:

Post a Comment