FILE WORD BISA DI DOWNLOAD DI sini
Apa
Saja Sih yang Tergolong dalam Contoh Karya Ilmiah?
Nah, untuk menjawab pertanyaan
tersebut, kita akan membahas mengenai jenis-jenis karya tulis ilmiah. Adapun
yang termasuk dalam kategori karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut:
1.
Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah laporan
yang disusun atau ditulis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
Contohnya, laporan penelitian yang disusun oleh dosen dan mahasiswa yang ada di universitas. Termasuk juga di dalamnya laporan praktikum, laporan penelitian lapangan dan lain-lain.
Contohnya, laporan penelitian yang disusun oleh dosen dan mahasiswa yang ada di universitas. Termasuk juga di dalamnya laporan praktikum, laporan penelitian lapangan dan lain-lain.
2.
Artikel
Kita mengenal istilah artikel,
bahkan seringkali menjumpai karya tulis ilmiah jenis ini. Khususnya, bagi
orang-orang yang bergelut di dunia jurnalistik. Artikel merupakan tulisan yang
berisi pendapat yang ditulis secara subyektif oleh penulisnya tentang suatu
masalah atau peristiwa.
Akan tetapi dalam konteks
kepenulisan ilmiah, artikel adalah karya tulis ilmiah yang dirancang agar dapat
dimuat dalam jurnal ilmiah. Oleh karena itu penulisan artikel yang diterbitkan
dalam sebuah jurnal ilmiah harus memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku.
3.
Makalah
Karya ilmiah yang satu ini tentunya
sudah sangat akrab di kalangan akademika. Banyak di antara civitas akademika
yang sudah terbiasa dengan karya ilmiah jenis ini. Makalah merupakan karya
tulis ilmiah yang berisi pembahasan data di lapangan yang bersifat empiris dan
objektif atas suatu masalah.
Selain itu, makalah biasanya juga
disusun atas dasar pemikiran dan analisis logis serta objektif dari suatu
masalah atau topik. Hasil pemikiran dan analisis tersebut kemudian ditulis
dengan sistematika dan kaidah yang berlaku untuk kemudian disajikan sebagai
makalah.
4.
Kertas Kerja
Karya tulis ilmiah yang selanjutnya
adalah kertas kerja atau work paper. Kertas kerja ini pada dasarnya sama dengan
makalah namun work paper disusun dengan analisis yang lebih tajam dan mendalam.
Kertas kerja yang disusun ini
nantinya akan dipresentaskan pada lokakarya atau seminar yang dihadiri oleh
ilmuwan. Kertas kerja tersebut juga akan menjadi acuan untuk tujuan tertentu
yang dapat diterima atau ditolak dalam forum tersebut.
5.
Skripsi
Jenis karya tulis ilmiah ini,
menjadi yang paling populer atau dikenal oleh sebagian besar akademika.
Terutama yang tengah menempuh pendidikannya di jenjang S1. Skripsi menjadi
salah satu syarat mutlak untuk mendapatkan gelar sarjana mereka.
Skripsi adalah karya tulis ilmiah
dalam bentuk laporan penelitian berskala kecil namun dengan pengkajian secara
mendalam. Skripsi ini disusun berdasarkan pendapat dan kesimpulan penulis
terhadap teori orang lain atas data yang diperoleh dari penelitian.
Akan tetapi, pendapat dan kesimpulan
yang diajukan harus berdasarkan pada data empiris-objektif yang didukung oleh
berbagai sumber yang relevan. Penulisannya pun harus memenuhi sistemaika dan
kaidah penulisan yang berlaku.
Selain itu, juga diperlukan
sumbangan material berupa temuan baru dari segi tertentu mengenai suatu aspek
yang sesuai bidangnya.
6.
Tesis
Pada prinsipnya tesis sama seperti
halnya skripsi. Tesis juga merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh
mahasiswa untuk mendapatkan gelarnya. Hanya saja tesis ini dikhususkan untuk
mereka yang tengah menempuh pendidikan S2.
Penelitian yang dilakukan demi
menyusun tesis juga lebih mendalam dibandingkan dengan penelitian pada skripsi.
Bedanya, tesis merupakan karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru
yang diperoleh dari penelitian sendiri.
Mengungkapkan pengetahuan baru yang
bersifat empirik dan teoritik. Bersifat empirik artinya diangkat dari
pengalaman langsung yaitu dengan penelitian ilmiah. Sedangkan bersifat teoritik
maksudnya mengandalkan pengujian terhadap teori-teori yang sudah ada.
7.
Disertasi
Disertasi merupakan karya tulis
ilmiah yang disusun sebagai syarat untuk dapat menyelesaikan jenjang pendidikan
S3. Disertasi ini diperlukan untuk meraih gelar Doktor pada level S3.
Disertasi ini berisi temuan orisinil
penulis yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulisnya.
Dalil tersebut dibuktikan melalui data-data dan fakta yang valid dengan
analisis yang rinci.
Bedanya, dengan dua karya tulis
ilmiah sebelumnya adalah penyusunan disertasi bertujuan untuk menyusun sebuah
kerangka pengetahuan baru. Penelitian disertasi bersifat sangat mendalam dan
diangkat dari kajian teoritik yang didukung fakta empirik.
Sebagai
tambahan, jadi garis tebal yang memisahkan pengertian antara skripsi, tesis dan
disertasi secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Skripsi
a. Penelitian skripsi hanya menjawab
pertanyaan “apa”, artinya hanya mampu menjelaskan tentang apa yang dikaji atau
diteliti.
b. Penelitian belum terlalu mendalam jika dibandingkan dengan tesis dan disertasi.
c. Mahasiswa yang mengerjakan skripsi harus selalu mendapatkan bimbingan dengan dosen pembimbing.
b. Penelitian belum terlalu mendalam jika dibandingkan dengan tesis dan disertasi.
c. Mahasiswa yang mengerjakan skripsi harus selalu mendapatkan bimbingan dengan dosen pembimbing.
2.
Tesis
a. Tesis mampu menjawab pertanyaan
“apa” dan “mengapa” sebuah penelitian dilakukan.
b. Penelitian bersifat lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi.
c. Peran dosen pembimbing dalam penyusunan tesis sangat terbatas. Dapat dikatakan 80% penyusunan tesis bergantung pada mahasiswa.
b. Penelitian bersifat lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi.
c. Peran dosen pembimbing dalam penyusunan tesis sangat terbatas. Dapat dikatakan 80% penyusunan tesis bergantung pada mahasiswa.
3.
Disertasi
a. Penelitian disertasi mampu
menjawab pertanyaan “apa”, “mengapa” dan “ bagaimana”.
b. Penelitian bersifat sangat mendalam.
c. Hampir keseluruhan proses penyusunan disertasi bergantung pada penulis atau penyusunan.
b. Penelitian bersifat sangat mendalam.
c. Hampir keseluruhan proses penyusunan disertasi bergantung pada penulis atau penyusunan.
Contohnya, penelitian tentang
pengaruh daun kresen dalam menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes.
Dalam kasus ini skripsi hanya mampu menjelaskan “apakah daun kresen dapat
menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes?”.
Pada tesis, pertanyaan yang dapat dijawab
selain “apa” tetapi juga “mengapa”. Oleh karena itu, tesis juga dapat menjawab
“mengapa daun kresen dalam menurunkan kadar gula darah pada penderita
diabetes?”.
Sementara disertasi juga mmampu
menjawab pertanyaan “bagaimana”. Jadi, disertasi juga dapat menjawab “bagaimana
mekanisme atau cara daun kresen menurunkan kadar gula darah pada penderita
diabetes.
Ketujuh jenis karya tulis ilmiah
yang disebutkan di atas adalah jenis-jenis yang paling sering kita jumpai.
Selain ketujuh karya tulis ilmiah tersebut, ada pula jenis karya tulis ilmiah
lain. Karya ilmiah tersebut seperti artikel ilmiah populer, monograf, laporan
kasus, laporan tinjuan, referat, resensi, surat pembaca, dan kabilitasi.
Lalu
Bagaimana Sifat Contoh Karya Ilmiah yang Baik dan Benar?
salon.com
Melihat jenis-jenis karya tulis
ilmiah yang telah disebutkan sebelumnya, kita dapat menyimpulkan bagaimana
sifat dari karya tulis ilmiah itu. Adapun sifat-sifat dari sebuah karya tulis
ilmiah itu adalah:
1.
Objektif
Sebuah karya tulis ilmiah yang baik
haruslah bersifat objektif bahkan sekalipun ditulis dari sudut pandang penulis
(subjektif). Jadi yang dimaksud objektif dalam hal ini adalah adanya data-data
dan fakta valid yang mendukungnya.
Data dan fakta yang digunakan
merupakan kenyataan yang sebenarnya, bukan hasil manipulasi. Data dan fakta
tersebut mampu menampakkan sisi keobjektifan dari sebuah karya tulis ilmiah.
Meskipun karya tulis tersebut merupakan berasal dari hipotesis atau pendapat
penulis.
Hal ini tentu saja menuntut setiap
pernyataan dan kesimpulan yang ada diperoleh dari bukti-bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini dilakukan agar kebenaran dan keabsahan atau
kevalidannya dapat diverifikasi oleh siapa pun. Selain itu, juga bersifat
reliabel atau memiliki hasil yang konsisten.
2.
Netral
Netral yang dimaksud dalam hal ini
adalah bebas dari berbagai kepentingan baik itu kepentingan pribadi atau pun
kelompok. Setiap pernyataan dan penilaian yang dicantumkan harus dihindarkan
dari hal-hal yang bersifat persuasif.
3.
Sistematis
Sistematis merupakan syarat mutlak
dari sebuah karya tulis ilmiah. Maksudnya, penulisan atau penyususan sebuah
karya tulis ilmiah harus mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku. Mulai dari
tatacara penulisan hingga urutan penulisan harus memenuhi aturan yang berlaku.
Karya tulis ilmiah yang disusun
tersebut dengan kata lain harus memenuhi standar dalam penulisan yang berlaku.
Dengan demikian, karya tulis ilmiah tersebut dapat dengan mudah dibaca dan
dipelajari.
4.
Logis
Sebuah contoh karya
ilmiah dalam penulisannya harus menggunakan pola penalaran. Adapun pola
penalaran yang biasa digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah pola
nalar induktif dan pola nalar deduktif.
Adanya pola penalaran pada sebuah
karya tulis ilmiah memudahkan pembaca memahami arah dan pokok bahasan dari
karya tulis ilmiah tersebut.
Pola nalar induktif digunakan
apabila karya tulis yang disusun, dimaksudkan untuk menyimpulkan suatu fakta
atau data. Maksudnya, pola nalar ini digunakan
Sementara pola nalar deduktif
digunakan apabila karya tulis ilmiah tersebut dimaksudkan untuk membuktikan
suatu teori atau hipotesis.
5.
Menyajikan fakta
Sifat yang terakhir dari sebuah
karya tulis ilmiah adalah menyajikan fakta. Sebuah karya tulis ilmiah harus
menyajikan fakta bukan sebatas emosi atau luapan perasaan. Oleh karena itu
pernyataan-pernyataan yang bersifat emosional sebaiknya dihindari ketika
menyusun sebuah karya tulis ilmiah.
Bagaimana
Langkah-langkah Cara Menyusun Contoh Karya Ilmiah yang Baik dan Benar?
mourning-dove.press
Sekarang kita akan membahas
bagaimana langkah-langkah dalam membuat karya tulis ilmiah. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan ketika seseorang akan menyusun atau menulis sebuah
karya tulis ilmiah.
Umumnya, karya tulis ilmiah yang
biasa kita jumpai adalah seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Akan tetapi,
pada kali ini kita akan mengerucutkan pembahasan kita karya tulis ilmiah secara
umum. Yaitu karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan pengkajian terhadap
suatu masalah dengan berpedoman pada kaidah penulisan yang ada.
Adapun langkah-langkah yang harus
kita lakukan untuk dapat menyusun sebuah karya tulis ilmiah dapat dimulai dari:
1.
Penentuan Topik/Tema
Pertama, yang dapat kita lakukan
adalah menentuka topik atau tema untuk karya tulis ilmiah kita nantinya. Umumnya,
penentuan topik/tema selalu menjadi masalah utama yang dihadapi para penulis.
Bahkan untuk karya tulis ilmiah setaraf skripsi pun, bagian ini menjadi salah
satu bagian tersulit.
Kesulitan dalam menentukan
topik/tema masih sering dihadapi oleh para penulis karya tulis ilmiah. Lalu apa
yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut?
Sebenarnya, untuk menentukan
topik/tema dari sebuah karya tulis ilmiah ada banyak cara yang dapat kita
lakukan. Salah satunya adalah berusaha untuk menydari masalah yang terjadi di
sekitar kita. Dengan kata lain “kita berusaha mencari masalah” dalam tanda
kutip.
Artinya kita berusaha mencari
masalah yang terjadi untuk kemudian ditemukan solusinya. Apabila kita sudah
menemukan dua hal tersebut maka lengkap sudah topik/tema yang kita butuhkan.
Sebagai contoh, masalah yang
ditemukan adalah permasalahan sampah plastik yang kian hari kian menggunung.
Dari masalah tersebut kita dapat menumukan solusi yang tepat untuk
menanganinya. Maka topik/tema yang dapat ditentukan dari permasalahan tersebut
adalah “penanganan masalah sampah plastik”.
Topik/tema juga bisa lahir dari
hal-hal sederhana. Contohnya seperti bagaimana cara membersihkan noda pada
pakaian putih tanpa harus menggunakan pemutih yang dapat merusak pakaian?
Kemudian kita menemukan fakta bahwa
cuka merupakan asam kuat yang dapat melunturkan noda. Sehingga kita dapat
berasumsi atau mengemukakan hipotesis bahwa cuka dapat menghilangkan noda pada
pakaian putih tanpa merusaknya.
Maka dengan itu, lahirlah sebuah
topik/tema untuk karya tulis ilmiah kita. Selanjutnya topik/tema tersebut dapat
kita kembangkan menjadi sebuah judul penelitian beserta kerangaka
penelitiannya.
Dalam hal ini, bahkan kesulitan
dalam menentukan tema juga merupakan masalah yang dapat dijadikan tema sebuah
penelitian (karya tulis ilmiah).
Misalnya mengapa banyak orang
mengalami kesulitan dalam menentukan tema karya tulis ilmiah? Kemudian apa
solusi tepat agar orang memahami cara menentukan tema dengan mudah?
Dengan itu, kita sudah dapat
menyusun tema. Yang perlu diingat adalah tema bisa saja lahir dari hal-hal
sederhana. Jadi jangan berpikir terlalu rumit terlebih dahulu! Sebagai saran,
banyak membaca sumber dan referensi baik itu berupa buku ataupun media massa
juga membatu memunculkan ide.
alastair-humphreys.com
2.
Menyusun Judul dan Abstract Karya Ilmiah yang Sesuai
Dalam contoh karya ilmiah, judul dan
abstract biasanya menjadi satu kesatuan. Keduanya sama-sama menggambarkan
keseluruhan isi dari karya tulis ilmiah yang disusun. Judul dan abstract ini
harus ditulis secara ringkas, padat, dan jelas serta harus mewakili keseluruhan
karya tulis yang disusun.
Perlu dijadikan catatan pula, bahwa
penulisan judul biasanya terdiri dari 8 – 15 kata. Biasanya, dengan keriteria
tersebut penulisan judul menjadi lebih rinci, namun tidak terlalu panjang
ataupun terlalu pendek.
Hal yang perlu dijadikan catatan
yaitu, abstract biasanya ditulis menggunakan Bahasa Inggris. Meskipun beberapa
diantaranya tetap menggunakan Bahasa Indonesia. Hal ini bertujuan agar siapa
pun yang membaca dapat memahami keseluruhan karya dengan membaca abstract-nya.
Intinya, abstract merupakan
penggambaran ringkas dari keseluruhan karya tulis ilmiah yang disusun. Meskipun
demikian ada beberapa jenis karya tulis ilmiah, seperti makalah, yang tidak mensyaratkat
adanya abstract.
Pada abstract yang dtulis sudah
harus mencantumkan latar belakang, tujuan, landasan teori yang mendukung,
metode, pembahasan, dan kesimpulan. Semua itu harus dinarasikan dalam bahasa
yang ringkas dan mudah dipahami.
Biasanya penulisan abstract ini
bahkan dibatasi jumlah katanya antara 250 – 500 kata. Selain itu, abstract
biasanya juga ditulis dengan format satu spasi serta mencantumkan kata kunci
pencarian yang mewakili abstract.
Berikut dalah contoh penulisan judul dan abstract pada karya tulis ilmiah:
Berikut dalah contoh penulisan judul dan abstract pada karya tulis ilmiah:
1. Contoh Judul dan Abstract Karya
Ilmiah 1
PROTEIN
DAN KARBOHIDRAT DENGAN METODE FOAM MAT DRYING
ABSTRAK
ABSTRAK
Ampas
tahu merupakan limbah padat yang diperoleh dari proses pembuatan tahu berbahan
dasar kedelai. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah ampas tahu yang
dihasilkan oleh industri pembuatan tahu per tahun tercatat 731.501 ton.
Jumlah
yang cukup besar tersebut sampai saat ini masih dimanfaatkan sebagai pakan
ternak. Pada 100 gram ampas tahu terkandung energi 393 kal; air 4,9 gram;
protein 17,4 gram; lemak 5,9 gram; karbohidrat 67,5 gram; mineral 4,3 gram;
kalsium 19 gram; fosfor 29 gram; zat besi 4 mg dan vitamin B 0,2 mg.
Berdasarkan
kandungan karbohidrat yang tinggi, ampas tahu berpotensi untuk dijadikan
sebagai SEREALITA (Sereal Limbah Tahu) sebagai menu sarapan pagi sehat karena
karbohidrat berperan besar dalam pembentukan energi, serta kandungan protein
yang mampu berperan sebagai zat pembangun.
Pembuatan
SEREALITA diawali dengan pembuatan tepung ampas tahu yang dikeringkan dengan
metode foam mat drying dimana menggunakan putih telur sebagai pembuih dan mampu
mempertahankan mutu produk.
2. Contoh Judul dan Abstract Karya
Ilmiah 2
POTENSI
MR. NEEMS SEBAGAI PEMBASMI APHIDS (Aphis Gossypii) PADA TANAMAN HORTIKULTURA
YANG RAMAH LINGKUNGAN
Abstrak
Abstrak
Mimba
(Azadirachta indica A. Juss) atau Neems adalah tumbuhan yang dapat digunakan
sebagai pestisida nabati karena mengandung beberapa komponen aktif antara lain
azadirachtin, salannin, azadiradion, salannol, gedunin, nimbinen dan deacetyl
nimbinen. Diketahui bahwa daun mimba memiliki tingkat efektifitas yang tinggi
dan berdampak spesifik terhadap organisme pengganggu.
Begitu
juga biji mimba memiliki kandungan bahan aktif pestisida. Dari beberapa
komponen aktif tersebut, ada empat senyawa yang diketahui berfungsi sebagai
pestisida yaitu azadirachtin, salannin, nimbinen dan meliantriol sebagai
insektisida, bakterisida, fungisida, akarisida, nematisida dan virusida.
Beberapa kutu daun atau biasa dikenal “aphids” dapat mendistorsi dedaunan dan
bunga tanaman sehingga lambat pertumbuhannya.
Kutu
daun mengeluarkan eksudat manis yang lengket pada daun. Azadirachtin yang
terkandung dalam tumbuhan mimba terbukti dapat mengurangi jumlah kutu daun.
Azadirachtin tidak langsung mematikan serangga tetapi memodifikasi cara
kehidupannya, sehingga serangga tidak aktif lagi.Selain itu, penggunaan mimba
sebagai pestisida alami juga dapat mengatasi masalahpencemaran lingkungan
akibat penggunaan pestisida sintetis.
3.
Menulis Bagian Inti
Masuk ke bagian inti dari sebuah
contoh karya ilmiah. Bagian inti dari sebuah karya tulis ilmiah ini biasanya
dibagi dalam beberapa bab, yaitu antara bab 1 hingga bab 5 atau lebih
tergantung jenis karya ilmiahnya.
Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang
berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
Latar belakang merupakan gambaran
umum mengenai topik yang diangkat serta alasan memilih pokok permasalahan
menjadi karya tulis. Sedangkan rumusan masalah berisi uraian tentang inti
permasalahan yang akan ditelaah. Rumusan masalah ini biasanya ditulis sebagai
daftar pertanyaan atau masalah yang diteliti.
Sementara untuk tujuan dan manfaat
penelitian mencantumkan tujuan dan manfaat yang ingin dicapai melalui penulisan
karya ilmiah tersebut. tujuan ini biasanya berhubungan dengan rumusan masalah.
Sedangkan manfaat berisi manfaat yang bagi berbagai pihak dengan penulisan
karya ilmiah itu.
Pada bab 2, kita akan menjumpai
tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka ini uraian yang menunjukkan landasan teori
dan konsep-konsep yang relevan dengan masalah yang dikaji. Selain itu pada
tinjuan pustaka juga dicantumkan uraian dari pemecahan masalah yang dikaji yang
pernah dilakukan sebelumnya.
Tinjauan pustaka pada karya tulis
ilmiah ini mensyaratkan agar semua referensi yang digunakan berasal dari sumber
yang valid dan dapat dipercaya. Sumber-sumber tesebut bisa berasal dari jurnal
penelitian, prosiding seminar maupun buku.
Memasuki bab 3, bab ini berisi
tentang metode penulisan (non research) dan metode penelitian (research). Kedua
metode ini adalah jenis metode yang biasa digunakan dalampembuatan karya tulis
ilmiah.
Metode yang pertama adalah metode
penulisan (non research). Metode ini menyajikan teknik pengumpulan data atau
informasi, pengolahan data, analisis data dan kerangka berpikir.
Metode yang kedua adalah metode
penelitian (non research) adalah metode yang menerangkan tentang penelitian
yang dilakukan. Metode ini berisi tentang bagaimana observasi/pengkajian
dilakukan. Termasuk di dalamnya lama, waktu, dan tempat dilakukannya observasi
tersebut.
Selain itu, pada metode ini harus
dicantumkan bahan dan alat yang digunakan, cara pembuatan, dan rincian biaya
pembuatan. Di dalamnya juga menjelaskan mengenai bagaimana memperoleh
data/informasi, serta cara pengolahan data dan analisis yang dilakukan.
Selanjutnya kita akan membahas bab
ke-4. Pada bab ke-4, biasanya pada sebuah karya tulis ilmiah berisi hasil dan
pembahasan mengenai penelitian yang dilakuakan atas masalah yang dikaji.
Sama seperti halnya metode
penelitian, pada bab ke-4 ini juga harus berisi pembahasan non research dan
research. Dengan demikian pembahasan yang ada dapat menjelaskan seluruh data
dan penelitian yang dilakukan.
Pembahasan non research berisi
uraian hasil kajian, temuan, ide pengembangan yang sesuai dengan rumusan
masalah dan tujuan di awal. Penulisannya pun harus didasarkan pada data atau
infomarsi serta tinjauan pustaka.
Sedangkan pada pembahasan research
berisi tentang informasi/data/hasil pengujian data dari observasi atau dari
penelitian yang dilakukan. Pembahasan ini berisi tentang uraian, interpretasi
data dan analisis berkaiatan dengan produk yang dihasilkan dari
observasi/penelitian/eksperimen yang dilakukan.
Pembahasan ini juga mencakup
manfaat, kelebihan dan dampak dari produk yang dihasilkan. Sebagai catatan
bahwa produk tersebut tidaklah harus berbentuk sebuah benda dapat pula berupa
data yang telah diolah, teori, konsep ataupun temuan lain.
Bab ke-5 merupakan bab penutup. Bab
ini adalah bab yang berisi kesimpulan dari keseluruhan penelitian dan karya
tulis yang disusun.
Kesimpulan yang dibuat harus
konsisten dengan analisis permasalahan dan menjawab tujuan. Artinya, kesimpulan
harus mampu menjawab tujuan penelitian yang dilakukan.
Contohnya, tujuan dari penelitian
yang dilakukan adalah “untuk mengetahui apakah daun kresen dapat mengurangi
kadar gula darah pada penderita diabetes”. Maka kesimpulannya, harus mampu
menjelaskan apakah daun kresen dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kadar gula
darah.
Selain dari kesimpulan, pada bab
terakhir biasanya juga disertakan saran. Saran yang ditulis harus disampaikan
secara spesifik dan sejalan dengan implikasi kebijakan yang berkaitan dengan
karya tulis yang disusun.
4.
Merangkai Bagian Akhir
kompasiana.com
Pada bagian akhir dari sebuah karya
tulis ilmiah biasanya dicantumkan daftar pustaka beserta lampiran-lampiran yang
mendukung. Daftar pustaka harus ditulis sesuai dengan aturan penulisan daftar
pustaka. Sedangkan lampiran berisikan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan.
Pada event-event lomba biasanya pada
baian ini juga diminta untuk mencantumkan daftar riwayat hidup penyusunnya.
Dalam sebuah contoh karya
ilmiah juga harus mencantumkan beberapa unsur lain selain yang terangkum
pada langkah-langkah di atas. Unsur-unsur tersebut adalah halaman pengesahan,
lembar pernyataan orisinalitas, daftar isi, daftar
tabel/gambar/grafik/lampiran.
Halaman pengesahan ini memuat judul
karya tulis ilmiah yang sudah ditandatangai oleh pihak yang terkait. Sementara
lembar pernyataan orisinalitas adalah halaman yang memuat pernyataan penulis
bahwa karya asli penulis.
Pada event-event lomba juga
ditambahkan pernyataan bahwa karya tulis ilmiah tersebut belum pernah
dipublikasikan dan belum pernah diikutsertakan dalam event sejenis.
Sistematika
Penulisan Karya Ilmiah
Berikut ini adalah sistematika atau aturan susunan penulisan
karya tulis ilmiah secara umum:
1. Halaman Judul
2. Halaman Pengesahan
3. Lembar Pernyataan
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi
6. Daftar Gambar/Tabel/Grafik/Lampiran
7. Abstrak
8. Bab 1 : Pendahuluan
2. Halaman Pengesahan
3. Lembar Pernyataan
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi
6. Daftar Gambar/Tabel/Grafik/Lampiran
7. Abstrak
8. Bab 1 : Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Penelitian
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Penelitian
9. Bab 2: Tinjauan Pustaka
10. Bab 3: Metode
10. Bab 3: Metode
a. Metode Penulisan(Non Research)
b. Metode Penelitian (Research)
b. Metode Penelitian (Research)
11. Bab 4: Pembahasan
a. Pembahasan Non Research
b. Pembahasan Reseacrh
b. Pembahasan Reseacrh
12. Bab 5: Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
b. Saran
13. Daftar Pustaka
14. Lampiran
14. Lampiran
Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya sistematika di atas adalah sistematika secara umum. Kita bisa saja
menjumpai contoh karya ilmiah dengan sistematika yang berbeda. Terutama di
perguruan-perguruan tinggi, sistematika penulisannya bergantung pada aturan
yang ada di perguruan tinggi masing-masing.
Selain itu, ada beberapa hal yang
perlu dperhatikan ketika kita akan menyusun sebuah karya tulis ilmiah. Apalagi
jika karya tulis ilmiah tersebut nantinya akan diikutsertakan dalam event-event
perlombaan karya tulis ilmiah.
Oleh karena itu di sini juga akan
dijelaskan mengenai tips dalam menulis karya tulis ilmiah yang akan diikutkan
pada event-even lomba. Berikut ulasannya:
cahkebumen89.wordpress.com
1. Karya tulis ilmiah yang disusun
sebaiknya mengikuti panduan yang ditetapkan oleh pihak penyelenggara. Artinya
segala bentuk peraturan yang ditetapkan harus dipatuhi. Termsuk jumlah lembar
dan kata yang diperbolehkan.
Karena jika tidak hal ini bisa saja mengurangi penilaian dewan juri sekalipun karya tulis ilmiah kita sudah tergolong bagus.
Karena jika tidak hal ini bisa saja mengurangi penilaian dewan juri sekalipun karya tulis ilmiah kita sudah tergolong bagus.
2. Perhatikan siapa pihak
penyelenggara. Dengan demikian kita mengetahui orientasi dan tujuan dari pihak
penyelenggara. Sehingga kita juga akan dapat menentukan tema yang dengan mudah
diterima oleh pihak penyelenggara.
3. Perhatikan juga siapa yang
menjadi dewan juri. Harapannya, dengan mengetahui hal tersebut kita juga
mengetahui sisi apa yang membuat dewan juri tertarik pada karya tulis ilmiah
kita.
4. Berikan data-data yang dapat
diinterpretasikan atau ditafsirkan dengan mudah serta bahasa yang mudah
dipahami. Berikan kesan bahwa kita benar-benar menguasai apa yang kita kaji
dalam karya tulis ilmiah tersebut!
Dengan demikian peluang karya tulis
ilmiah kita lebih diprioritas semakin besar. Itulah adalah tips singkat bagi
para pemburu lomb karya tulis ilmiah.
Nah, demikian adalah penjelasan
singkat mengenai karya tulis ilmiah secara umum. Setiap jenis karya tulis
ilmiah tentunya memiliki kekhasan tersendiri dari jenis karya tulis ilmiah
lain. Akan tetapi secara umum, karya tulis ilmiah seperti yang telah dipaparkan
di atas.
0 komentar:
Post a Comment