MAKALAH PPD
ANXIETY (KECEMASAN)
NAMA KELOMPOK :
1.
Desak
Anugrah Dwi Kusuma (1812021065)
2.
I
Komang Kenny Tirtayasa (1812021149)
3.
Gusti
Ayu Mayang Priskilla Dewi (1812021033)
Semester
/ Kelas : 1/F
Jurusan
:Pendidikan Bahasa Inggris
/ Bahasa & Seni
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2018
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat kita semua diberikan kesehatan
maupun kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang
Anxiety (kecemasan).
Tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah mendukung pembuatan makalah ini. Kami
sangat menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi materi
kajian, pendekatan maupun cara penulisannya, untuk itu kritik dan saran sangat
kami harapkan dari pembaca, agar kedepannya kami dapat membuat makalah sebaik
mungkin.
Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, teman-teman lainnya dan juga tentunya bermanfaat bagi
kami sendiri.
Om Shanti, shanti, shanti, Om.
Singaraja,
9 Desember 2018
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Kecemasan
adalah hal yang normal di dalam kehidupan karena kecemasan sangat dibutuhkan
sebagai pertanda akan bahaya yang mengancam. Namun ketika kecemasan terjadi
terus-menerus, tidak rasional dan intensitasnya meningkat, maka kecemasan dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari dan disebut sebagai gangguan kecemasan (ADAA,
2010). Bahkan pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan kecemasan
juga merupakan suatu komorbiditas (Luana, et al., 2012). Kecemasan atau
ansietas adalah rasa khawatir, takut, yang tidak jelas penyebabnya (Gunarsa,
2003), ada juga yang mengatakan kecemasan merupakan suatu reaksi emosional yang
timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan
perasaan tidak nyaman dan merasa terancam (Stuart & Sundeen, 1998). Dalam
pengalaman penulis saat melakukan praktik keperawatan di ruang bedah tahun
2014, ada beberapa pasien pre operasi di ruang bedah yang mengatakan bahwa mereka
takut dengan proses pembedahan. Salah satu bentuk nyata dari rasa cemas itu
adalah pasien sering bertanya berulang-ulang tentang prosespembedahan yang akan
dijalani. Prosedur pembedahan ini seringkali dipandang sebagai suatu stresor
bagi pasien dan keluarga, yang dapat membuat pasien pre operasi menjadi cemas.
Hasil
survei yang dilakukan oleh Sasube pada tahun 2005 terdapat 50 dari 700 pasien
yang batal dioperasi, dikarenakan faktor psikologis yakni kecemasan, di
instalasi bedah sentral, BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado (Jovina, Mulyadi
& Henry, 2013). Angka kejadian dari kecemasan perioperative telah
dilaporkan antara dari 11% - 80% diantara pasien dewasa (Erawan, Opod, Pali,
2013). Kecemasan dapat menimbulkan adanya perubahan secara fisik maupun psikologis
yang akhirnya mengaktifkan saraf otonom simpatis, sehingga meningkatkan denyut
jantung, tekanan darah, frekuensi napas, dan secara umum mengurangi tingkat
energi pada pasien, dan pada akhirnya dapat merugikan pasien itu sendiri (Rothock,
1999). Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal
dan persyarafan, (Potter & Perry, 2005). Perubahan fisiologi tersebut
meningkatkan panas tubuh pasien, sedangkan kecemasan, takut, nyeri dan stres
emosi merangsang stimulasi simpatik, yang meningkatkan frekuensi tekanan darah,
curah jantung dan tahanan vaskuler perifer. Menurut Ibrahim (2007), ini terjadi
karena adanya amigdala, yang berperan dalam system otonom simpatis, amigdala
akan berespon dengan mengaktifkan hormone epinefrin, norepinefrin dan dopamin.
Hormonhormon ini bertanggung jawab terhadap respon yang dikeluarkan berupa peningkatan
denyut jantung, napas yang cepat, peningkatan nadi, penurunanaktivitas
gastrointestinal. Amigdala juga akan menstimulasi respon hormonal dari
hipotalamus yang akan melepaskan hormone CRF (corticotropin-releasing factor),
dan menstimulasi hipofisis untuk melepaskan hormone lain yaitu ACTH
(adrenocorticotropic hormone). ACTH akan menstimulasi kelenjar adrenal untuk
menghasilkan kortisol.
Semakin
berat stress, kelenjar adrenal akan menghasilkan kortisol semakin banyak dan
menekan sistem imun dan menyebabkan kelemahan (Ibrahim, 2007). Hal-hal tersebut
akan mempengaruhi, bahkan akan meyebabkan penundaan atau pembatalan proses
operasi. Pembedahan merupakan cara dokter untuk mengobati kondisi yang sulit
atau tidak mungkin disembuhkan hanya dengan obat-obatan sederhana, (Potter
& Perry, 2005). Menurut Potter & Perry (2005), prosedur pembedahan
dapat diklasifikasikan sesuai tujuan pembedahan diantaranya adalah, bedah
diagnostic yang dilakukan untuk mengetahui penyebab dari gejala atau asal
masalah, bedah kuratif yang bertujuan untuk mengatasi masalah dengan mengangkat
jaringan atau organ yang terkena, bedah restoratif atau rekonstruktif yang
dilaksanakan untuk memperbaiki cacat atau memperbaiki status fungsional pasien,
dan masih banyak lagi. Secara umum, pembedahan diklasifikasikan menjadi dua
yaitu bedah minor dan bedah mayor yang menmpunyai tingkat resiko
sendiri-sendiri. Bedah minor merupakan pembedahan yang melibatkan rekonstruksi
kecil dan bedah mayor merupakan pembedahan yang melibatkan rekonstruksi atau perubahan
yang luas pada bagian tubuh, hal ini menimbulkan risiko yang tinggi bagi
kesehatan, Potter & Perry (2005).
Berdasarkan
latar belakang tersebut, kami akan menguraikan anxiety secara lebih detail dan
jelas.
1.2. Rumusan Masalah
- Apa
itu anxiety ?
- Apa
saja yang termasuk jenis jenis anxiety ?
- Apa
saja dampak yang ditimbulkan oleh anxiety ?
- Apakah
setiap orang memiliki anxiety ?
- Seberapa
pentingkah anxiety yang dimiliki setiap individu ? *beserta argument
- Apa saja faktor penyebab anxiety ?
- Apa kaitan anxiety dengan prestasi belajar ?
1.3.Tujuan Penyusunan Makalah
- Agar pembaca
dapat mengetahui anxiety lebih detail
- Agar
bermanfaat bagi semua orang yang ingin mengetahui tentang anxiety
- Agar lebih mudah mempelajari tentang anxiety karena telah disusun menjadi satu dari berbagai sumber.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian
Kecemasan
Kecemasan
atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus”
yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik. Kecemasan (anxiety) dapat
diartikan sebagai perasaan kuatir, cemas, gelisah, dan takut yang muncul secara
bersamaan, yang biasanya diikuti dengan naiknya rangsangan pada tubuh, seperti:
jantung berdebar-debar, keringat dingin. Kecemasan dapat timbul sebagai reaksi
terhadap “bahaya” baik yang sungguh-sungguh ada maupun yang tidak (hasil dari
imajinasi saja) yang seringkali disebut dengan “free-floating anxiety”
(kecemasan yang terus mengambang tanpa diketahui penyebabnya). Kecemasan adalah
keadaan yang beroeriantasi pada masa yang akan datang, yang ditandai dengan
efak negatif, dimana seseorang memfokuskan diri pada kemungkinan datangnya
bahaya atau kemalangan yang tidak dikontrol. Biasanya rasa cemas ini terjadi
pada saat adanya kejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam menghadapi
suatu hal. Bahkan kecemasan ini perlu dimiliki oleh manusia. Apabila kecemasan
itu berlebihan akan berubah menjadi abnormal, ketika kecemasan yang ada dalam
diri individu menjadi berlebihan atau melebihi dari kapasitas umumnya. Individu
yang mengalami gangguan seperti ini bisa dikatakan mengalami gangguan kecemasan
yaitu ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidak rasional. Seseorang
dikatakan menderita anxiety disorder apabila kecemasan atau anxietas ini
mengganggu aktivitas dalam kehidupan dari diri individu tersebut. salah satunya
terganggunya fungsi sosial dalam diriindividu. Misalnya, kecemasan yang
berlebihan ini menghambat diri seseorang untuk menjalin hubungan akrab antar
individu maupun kelompoknya. Beberapa definisi kecemasan menurut beberapa ahli
diantaranya sebagai berikut:
a.
Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi
ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya
sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai.. Kecemasan berfungsi
sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan memberi sinyal kepada
kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya
itu akan meningkat sampai ego dikalahkan.
b.
Menurut Taylor (1995) mengatakan bahwa kecemasan ialah suatu pengalaman
subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum
dan ketidakmampuan menghadapi masalah atau adanya rasa aman. Perasaan yang
tidak menyenangkan ini umumnya menimbulkan gejala-gejala fisiologis (seperti
gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat, dan lain-lain) dan gejala-gejala
psikologis (seperti panik, tegang, bingung, tak dapat berkonsentrasi, dan
sebagainya). Perbedaan intensitas kecemasan tergantung pada keseriusan ancaman
dan efekivitas dari operasi-operasi keamanan yang dimiliki seseorang. Mulai
munculnya perasaan-perasaan tertekan, tidak berdaya akan muncul apabila orang
tidak siap menghadapi ancaman.
c.
Menurut Davisin, Neale, & Kring (2004). Anxietas atau kecemasan adalah
suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yangmengeluhkan bahwa sesuatu
yang buruk akan segera terjadi. Kecemasan merupakan perasaan tidak nyaman dan
ketakutan yang tidak menyenangkan
d.
Menurut Barraclough (1999), Kecemasan merupakan respons normal yang seringkali
muncul pada situasi yangtidak dikenal, tidak menentu, atau dianggap berbahaya.
Menurutnya kecemasan seringkali diikuti oleh gejala mental(psikologis) dan
gejala fisik (somatis). Pada umumnya, gejala mental mudah dikenali,seperti
khawatir, mudah merasa terganggu (irritability), gelisah (restlessness),
insomnia, ataumimpi buruk. Sedangkan, gejala fisik tampak pada pernafasan
menjadilebih cepat, aktivitas berlebih pada sistem syaraf otonom, atau tegangan
otot, jantungberdebar-debar, berkeringat, sakit kepala, terdapat gumpalan pada
tenggorokan yangmenyebabkan kesulitan dalam menelan, pusing, sakit perut, dan
diare.
e.
Menurut Kowalski (2000) Kecemasan dapat didefinisikan sebagai suatu emosi yang
ditandai denganmeningkatnya aktivitas secara otonom, secara khusus aktivasi
pada sistem syaraf sympathetic (seperti meningkatnya detak jantung, tekanan
darah, pernafasan, dantegangan otot), perasaan subyektif terhadap tekanan, dan
kognisi yang meliputiketakutan dan kekhawatiran
f.
Menurut DepKes RI (1990). Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan
kekawatiran yang timbul karenadirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan
tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam.
g.
Menurut Stuart and Sundeens (1998).Kecemasan dapat didefininisikan suatu
keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah,ketidak tentuan, atau takut dari
kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yangtidak diketahui atau dikenal.
h.
Menurut Kusuma W (1997).Kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan
perasaan ketakutan yangdisertai dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya
hiperaktifitas sistem syaraf otonom. Kecemasan adalah gejala yang tidak
spesifik yang sering ditemukan dansering kali merupakan suatu emosi yang
normal.
i.
Menurut Kaplan, Sadock (1997). Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman
yang sumbernya tidak diketahui,internal, samar-samar atau konfliktual.
Pada
dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap
manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa
ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun
wujudnya (Sutardjo Wiramihardja, 2005:66). Kecemasan adalah sesuatu yang
menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan
merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan
seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala
lain dari berbagai gangguan emosi (Savitri Ramaiah, 2003:10). Menurut Kaplan,
Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri, 2007:73) kecemasan
adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang
normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang
belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan
adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang berlebihan, apalagi
yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam
kehidupannya. Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan
mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi
suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut
pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai
perubahan fisiologis dan psikologis (Kholil Lur Rochman, 2010:104). Namora
Lumongga Lubis (2009:14) menjelaskan bahwa kecemasan adalah tanggapan dari
sebuah ancaman nyata ataupun khayal. Individu mengalami kecemasan karena adanya
ketidakpastian dimasa mendatang. Kecemasan dialami ketika berfikir tentang
sesuatu tidak menyenangkan yang akan terjadi. Sedangkan Siti Sundari (2004:62)
memahami kecemasan sebagai suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya
ancaman terhadap kesehatan.
Nevid
Jeffrey S, Rathus Spencer A, & Greene Beverly (2005:163) memberikan
pengertian tentang kecemasan sebagai suatu keadaan emosional yang mempunyai
ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan
kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan adalah rasa
khawatir , takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan juga merupakan kekuatan
yang besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku yang menyimpang
ataupun yang terganggu. Keduaduanya merupakan pernyataan, penampilan,
penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan tersebut (Singgih D. Gunarsa,
2008:27). Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa
kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat
mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya ketidakpastian dimasa
mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
- Jenis-jenis Kecemasan
Kecemasan
merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan didalam dirinya sendiri yang
timbul dari dalam tanpa adanya rangsangan dari luar. Mustamir Pedak (2009:30) membagi
kecemasan menjadi tiga jenis kecemasan yaitu :
a.
Kecemasan Rasional
Merupakan
suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang mengancam, misalnya ketika
menunggu hasil ujian.Ketakutan ini dianggap sebagai suatu unsur pokok normal
dari mekanisme pertahanan dasariah kita.
b.
Kecemasan Irrasional
Yang
berarti bahwa mereka mengalami emosi ini dibawah keadaan keadaan spesifik yang
biasanya tidak dipandang mengancam.
c.
Kecemasan Fundamental
Kecemasan
fundamental merupakan suatu pertanyaan tentang siapa dirinya, untuk apa
hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya berlanjut. Kecemasan ini disebut
sebagai kecemasan eksistensial yang mempunyai peran fundamental bagi kehidupan
manusia.
Sedangkan
Kartono Kartini (2006: 45) membagi kecemasan menjadi dua jenis kecemasan, yaitu
:
a.
Kecemasan Ringan
Kecemasan
ringan dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan sebentar dan ringan lama. Kecemasan ini sangat bermanfaat
bagi perkembangan kepribadian seseorang, karena kecemasan ini dapat menjadi
suatu tantangan bagi seorang individu untuk mengatasinya. Kecemasan ringan yang
muncul sebentar adalah suatu kecemasan yang wajar terjadi pada individu akibat
situasi-situasi yang mengancam dan individu tersebut tidak dapat mengatasinya,
sehingga timbul kecemasan. Kecemasan ini akan bermanfaat bagi individu untuk
lebihberhati-hati dalam menghadapi situasi-situasi yang sama di kemudian hari. Kecemasan
ringan yang lama adalah kecemasan yang dapat diatasi tetapi karena individu
tersebut tidak segera mengatasi penyebab munculnya kecemasan, maka kecemasan tersebutakan
mengendap lama dalam diri individu.
b.
Kecemasan Berat
Kecemasan
berat adalah kecemasan yang terlalu berat dan berakar secara mendalam dalam
diri seseorang. Apabila seseorang mengalami kecemasan semacam ini maka biasanya
ia tidak dapat mengatasinya. Kecemasan ini mempunyai akibat menghambat atau
merugikan perkembangan kepribadian seseorang. Kecemasan ini dibagi menjadi dua
yaitu kecemasan berat yang sebentar dan lama. Kecemasan yang berat tetapi munculnya
sebentar dapat menimbulkan traumatis pada individu jika menghadapi situasi yang
sama dengan situasi penyebab munculnya kecemasan.Sedangakan kecemasan yang berat
tetapi munculnya lama akan merusak kepribadian individu. Hal ini akan
berlangsung terus menerus bertahun-tahun dan dapat merusak proses kognisi
individu. Kecemasan yang berat dan lama akan menimbulkan berbagai macam
penyakit seperti darah tinggi, tachycardia (percepatan darah), excited (heboh,
gempar).
- Dampak Kecemasan
Rasa
takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun situasi yang
betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini tumbuh berlebihan
dibandingkan dengan bahaya yang sesungguhnya, emosi ini menjadi tidak adaptif.
Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran
serta tubuh bahkan dapat menimbulkan penyakitpenyakit fisik (Cutler, 2004:304).
Yustinus Semiun (2006:321) membagi beberapa dampak dari kecemasan kedalam
beberapa simtom, antara lain :
a.
Simtom suasana hati
Individu
yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman dan bencana yang
mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak diketahui. Orang yang mengalami
kecemasan tidak bisa tidur, dan dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah
marah.
b.
Simtom kognitif
Kecemasan
dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada individu mengenai hal-hal
yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan
masalah-masalah real yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau
belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.
c.
Simtom motor
Orang-orang
yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang, gugup, kegiatan motor
menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk, dan
sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom motor
merupakan gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada individu dan merupakan
usaha untuk melindungi dirinya dari apa saja yang dirasanya mengancam. Kecemasan
akan dirasakan oleh semua orang, terutama jika ada tekanan perasaan ataupun
tekanan jiwa. Menurut Savitri Ramaiah (2005:9) kecemasan biasanya dapat menyebabkan
dua akibat, yaitu :
a.
Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara normal atau
menyesuaikan diri pada situasi.
b.
Gagal mengetahui terlebih dahulu bahayanya dan mengambil tindakan pencegahan
yang mencukupi.
Dari
beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah rasa takut
atau khawatir pada situasi yang sangat mengancam karena adanya ketidakpastian
dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
Kecemasan tersebut ditandai dengan adanya beberapa gejala yang muncul seperti
kegelisahan, ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, merasa tidak
tenteram, sulit untuk berkonsentrasi, dan merasa tidak mampu untuk mengatasi masalah.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah, kecemasan timbul
karena individu melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya, kecemasan juga
terjadi karena individu merasa berdosa atau bersalah karena melakukan hal-hal
yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Dari beberapa gejala,
faktor, dan definisi diatas, kecemasan ini termasuk dalam jenis kecemasan
rasional, karena kecemasan rasional merupakan suatu ketakutan akibat adanya
objek yang memang mengancam. Adanya berbagai macam kecemasan yang dialami individu
dapat menyebabkan adanya gangguan-gangguan kecemasan seperti gangguan kecemasan
spesifik yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau
antisipasi terhadap objek atau situasi yang spesifik. Sehingga dapat
menyebabkan adanya dampak dari kecemasan yang berupa simtom kognitif, yaitu
kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada individu
mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu
tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real yang ada, sehingga individu
sering tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi
lebih merasa cemas.
Namun, kecemasan
juga memiliki dampak positif.
Semakin kita cemas dalam menghadapi suatu permasalahan, semakin kita
mengeluarkan dedikasi penuh untuk segera menyelesaikannya. Misalkan, saat
diberikan tugas, jika kita memiliki rasa cemas yang tinggi akan tugas tersebut,
maka tentu saja kita akan segera menyelesaikannya agar pikiran terbebas dari
rasa cemas.
- Setiap Orang
Memiliki Kecemasan
Setiap
orang memiliki kecemasan. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan
keseharian yang telah kita rasakan selama mendapatkan suatu permasalahan atau
tugas. Karena manusia pada dasarnya sangat membutuhkan kecemasan dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. Tanpa kecemasan, tidak akan ada dorongan atau
gairah untuk menyelesaikannya. Adapun gejala-gejala kecemasan yang dapat
menentukan seseorang sedang mengalami kecemasan atau tidak.
Gejala-gejala yang
bersifat fisik diantaranya adalah : jari tangan dingin, detak jantung makin
cepat, berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan berkurang, tidur tidak
nyenyak, dada sesak.Gejala yang bersifat mental adalah : ketakutan merasa akan
ditimpa bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak tenteram, ingin lari
dari kenyataan (Siti Sundari, 2004:62). Kecemasan juga memiliki karakteristik berupa
munculnya perasaan takut dan kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas
dantidak menyenangkan. Gejala-gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda pada
masing-masing orang. Kaplan, Sadock, & Grebb (Fitri Fauziah & Julianti
Widury, 2007:74) menyebutkan bahwa takut dan cemas merupakan dua emosi yang
berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu bahaya. Rasa takut muncul jika terdapat
ancaman yang jelas atau nyata, berasal dari lingkungan, dan tidak menimbulkan konflik
bagi individu. Sedangkan kecemasan muncul jika bahaya berasal dari dalam diri,
tidak jelas, atau menyebabkan konflik bagi individu. Kecemasan berasal dari perasaan tidak
sadar yang berada didalam kepribadian sendiri, dan tidak berhubungan dengan
objek yang nyata atau keadaan yang benar-benar ada. Kholil Lur Rochman,
(2010:103) mengemukakan beberapa gejala-gejala dari kecemasan antara lain :
a. Ada saja
hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian menimbulkan rasa
takut dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan bentuk ketidakberanian terhadap
hal-hal yang tidak jelas.
b. Adanya
emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan sering dalam keadaan
exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable, akan tetapi
sering juga dihinggapi depresi.
c. Diikuti oleh
bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of persecution (delusi
yang dikejar-kejar).
d. Sering merasa
mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah, banyak berkeringat, gemetar,
dan seringkali menderita diare.
e. Muncul
ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan jantung menjadi
sangat cepat atau tekanan darah tinggi.
Nevid Jeffrey S,
Spencer A, & Greene Beverly (2005:164) mengklasifikasikan gejala-gejala kecemasan
dalam tiga jenis gejala, diantaranya yaitu :
a. Gejala fisik
dari kecemasan yaitu : kegelisahan, anggota tubuh bergetar,
banyak berkeringat, sulit bernafas,
jantung berdetak kencang, merasa
lemas, panas dingin, mudah marah
atau tersinggung.
b. Gejala
behavioral dari kecemasan yaitu : berperilaku menghindar, terguncang, melekat
dan dependen.
c. Gejala kognitif
dari kecemasan yaitu : khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan
ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu
yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan akan ketidakmampuan untuk
mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, sulit
berkonsentrasi.
- Pentingnya Kecemasan
Kecemasan sangatlah
penting bagi manusia. Semakin kita cemas dalam menghadapi suatu permasalahan,
semakin kita mengeluarkan dedikasi penuh untuk segera menyelesaikannya.
Misalkan, saat diberikan tugas, jika kita memiliki rasa cemas yang tinggi akan
tugas tersebut, maka tentu saja kita akan segera menyelesaikannya agar pikiran
terbebas dari rasa cemas.
Merujuk pada salah
satu teori yang dikemukakan oleh para ahli psikologi ternama, Kaplan H.I,
Sadock B.J, Grebb J.A, diketahui bahwa kecemasan adalah suatu respon terhadap
situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi
menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah
dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Dari penjelasan
tersebut, dapat kita ketahui bahwa kecemasan adalah hal yang normal, ketika
seseorang mengalami kondisi tertentu dalam perjalanan hidupnya, dan sama sekali
tak berdampak negatif. Tidak sampai disitu, berdasarkan informasi yang dikutip
dari Science of Us, dijelaskan oleh Dr. David H. Barlow,
selaku pendiri dan direktur Center for Anxiety and Related
Disorders di Boston University, bahwa kecemasan mampu membawa manfaat
penting bagi manusia, misalnya saja ketika seseorang menghadapi keadaan
tertentu, seperti saat merasa cemas saat akan melakukan wawancara kerja, cemas
ketika akan pindah ke tempat tinggal baru, atau cemas saat harus mengerjakan
tugas kantor yang harus diselesaikan dengan segera. Nah, kecemasan yang dialami
akan mampu memotivasi (mendorong) kita, untuk membuat strategi dan pendekatan
yang dilakukan agar dapat menangani tantangan tersebut. Uniknya lagi, dalam
penjelasannya Dr. David H. Barlow juga mengungkapkan bila seseorang tak
memiliki kecemasan sama sekali, maka keadaan tersebut cenderung bisa membawa
seseorang sebagai pencari sensasi dan mengabaikan risiko, akibatnya ia justru
masuk kedalam kategori orang yang berpotensi untuk mengalami kematian dini. Pada
akhirnya dapat disimpulkan pelajaran penting dari arti sebuah kecemasan, dimana
kecemasan memiliki pengaruh penting dan dapat memberi dampak positif bagi
manusia, selama masih dalam kadar yang normal dan tidak berlebihan.
- Faktor Penyebab
Kecemasan
Kecemasan sering kali
berkembang selama jangka waktu dan sebagian besar tergantung pada seluruh
pengalaman hidup seseorang. Peristiwa peristiwa atau situasi khusus dapat
mempercepat munculnya serangan kecemasan. Menurut Savitri Ramaiah (2003:11) ada
beberapa faktor yang menunujukkan reaksi kecemasan, diantaranya yaitu :
a. Lingkungan
Lingkungan atau sekitar
tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir individu tentang diri sendiri maupun
orang lain. Hal ini disebabkan karenaadanya pengalaman yang tidak menyenangkan
pada individu dengan keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan kerja. Sehingga
individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya.
b. Emosi yang ditekan
Kecemasan bisa terjadi
jika individu tidak mampu menemukan jalan keluar untuk perasaannya sendiri
dalam hubungan personal ini, terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi
dalam jangka waktu yang sangat lama.
c. Sebab-sebab fisik
Pikiran dan tubuh
senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Hal
ini terlihat dalam kondisi seperti misalnya kehamilan, semasa remaja dan
sewaktu pulih dari suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi ini,
perubahan-perubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat menyebabkan timbulnya
kecemasan. Zakiah Daradjat (Kholil Lur Rochman, 2010:167) mengemukakan beberapa
penyebab dari kecemasan yaitu :
a. Rasa cemas yang timbul
akibat melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya. Kecemasan ini lebih dekat
dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat jelas didalam pikiran
b. Cemas karena merasa
berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan
keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula menyertai gejala-gejala
gangguan mental, yang kadang-kadang terlihat dalam bentuk yang umum.
c. Kecemasan yang berupa
penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Kecemasan ini disebabkan oleh hal
yang tidak jelas dan tidak berhubungan dengan apapun yang terkadang disertai
dengan perasaan takut yang mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya. Kecemasan
hadir karena adanya suatu emosi yang berlebihan. Selain itu, keduanya mampu
hadir karena lingkungan yang menyertainya, baik lingkungan keluarga, sekolah,
maupun penyebabnya.
Musfir Az-Zahrani (2005:511)
menyebutkan faktor yang memepengaruhi adanya kecemasan yaitu
a. Lingkungan keluarga
Keadaan rumah dengan
kondisi yang penuh dengan pertengkaran atau penuh dengan kesalahpahaman serta adanya
ketidakpedulian orangtua terhadap anak-anaknya, dapat menyebabkan
ketidaknyamanan serta kecemasan pada anak saat berada didalam rumah
b. Lingkungan
Sosial
Lingkungan sosial adalah
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan
individu. Jika individu tersebut berada pada
lingkungan yang tidak baik, dan individu tersebut menimbulkan suatu perilaku
yang buruk, maka akan menimbulkan adanya berbagai penilaian buruk dimata masyarakat.
Sehingga dapat menyebabkan munculnya kecemasan. Kecemasan timbul karena adanya
ancaman atau bahaya yang tidak nyata dan sewaktu-waktu terjadi pada diri individu
serta adanya penolakan dari masyarakat menyebabkan kecemasan berada di
lingkungan yang baru dihadapi (Patotisuro Lumban Gaol, 2004: 24). Sedangkan
Page (Elina Raharisti Rufaidah, 2009: 31) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan adalah :
a. Faktor fisik
Kelemahan fisik dapat
melemahkan kondisi mental individu sehingga memudahkan timbulnya kecemasan.
b. Trauma atau konflik
Munculnya gejala
kecemasan sangat bergantung pada kondisi individu, dalam arti bahwa
pengalaman-pengalaman emosional atau konflik mental yang terjadi pada individu
akan memudahkan timbulnya gejala-gejala kecemasan.
c. Lingkungan awal yang
tidak baik.
Lingkungan adalah
faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi Kecemasan individu, jika faktor
tersebut kurang baik maka akan menghalangi pembentukan kepribadian sehingga muncul
gejala-gejala kecemasan.
- Kaitan
Kecemasan dengan Prestasi Belajar
Kecemasan
merupakan suatu sinyal yang menyadarkan, memperingatkan adanya bahaya yang
mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman
(Sadock & Sadock, 2007). Gejala dari kecemasan terdiri atas dua komponen,
yakni komponen psikis dan komponen fisik. Gejala psikis berupa anxietas atau
kecemasan itu sendiri misalnya khawatir atau was-was. Komponen fisik merupakan
manifestasi dari kesiagaan yang berlebih (hyperarousal syndrome) yakni :
jantung berdebar, napas cepat (hiperventilasi, yang sering dirasakan sebagai
sesak), mulut kering, keluhan lambung, tangan dan kaki terasa dingin dan
ketegangan otot (di pelipis, tengkuk, atau punggung), perasaan pusing seperti
melayang, rasa kesemutan di tangan dan kaki, kalau parah dapat terjadi spasme
otot tangan dan kaki (spasme karpopedal) (Maramis, 2009). Survei komunitas
menunjukkan sekitar 3-5% orang dewasa mengalami kecemasan. Kecemasan biasanya
dimulai pada awal masa dewasa, antara usia 15 dan 25 tahun, tetapi angka terus
meningkat setelah usia 35 tahun. Dengan rasio perbandingan perempuan dan
laki-laki adalah 2:1 (Puri dkk, 2011). Prestasi belajar merupakan hasil
kegiatan belajar, yaitu sejauh mana pelajar menguasai bahan pelajaran yang diajarkan,
yang diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa pelajar telah melakukan sesuatu
dengan baik (Masrun,2000). Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi
perubahan dalam diri siswa, namun tidak semua perubahan perilaku dapat
dikatakan belajar karena perubahan perilaku akibat belajar memiliki ciri-ciri
yang khas (Syah, 2010). Dalam bidang pendidikan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dalam proses belajar mengajar
maka dilakukan penilaian (Suryabrata, 2012). Khusus untuk pelajaran inti
seperti matematika dan bahasa, penilaian dilakukan dengan menetapkan batas minimal
nilai yang disebut passing grade lebih tinggi yakni 65 atau 70 (Syah, 2010).
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan maka batas minimal nilai yang digunakan
untuk pelajaran matematika yakni 75.
Kecemasan
adalah keadaan tegang yang berlebih tidak pada tempatnya yang ditandaiperasaan
khawatir, tidak menentu, atau takut (Maramis, 2009). Di mana Kecemasan mempengaruhi
proses berfikir, persepsi dan belajar. Kecemasan cenderung menghasilkan kebingungan
dan distorsi persepsi (Sadock & Shadock, 2007). Belajar matematika
digunakan sebagai belajar pemecahan masalah di mana menggunakan metode ilmiah
atau berfikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti (Syah, 2010). Pelajaran
matematika merupakan materi pelajaran yang sulit. Bila kesulitan tersebut tidak
dapat diselesaikan oleh siswa dengan baik maka akan menimbulkan kecemasan
didalam diri pelajar saat menghadapi pelajaran matematika (Nawangsari, 2001). Proses
belajar akan berhasil bila seseorang mampu memusatkan perhatian pada pelajaran,
tetapi bila terdapat masalah kejiwaan seperti cemas, kecewa, malu, dan sedih,
maka dengan sendirinya akan mempengaruhi prestasi belajar (Warsiki, 1993).
BAB III
PENUTUP
- Simpulan
Kecemasan
memiliki dampak yang positif dan negative sesuai takarannya. Seperti yang kita
ketahui bahwa apapun yang berlebihan, tidak baik. Jika kecemasan dapat kita
control dan dapat diambil hikmahnya secara positif, otomatis akan berdampak
baik.
- Saran
Sebaiknya,
kecemasan dapat kita control dengan baik hingga hal itu tidak menyebabkan diri
kita sakit.
BAGI YANG INGIN MNDOWNLOAD FILE WORD NYA SILAHKAN klik disini
Makalah Tentang Anxiety (Kecemasan) >>>>> Download Now
ReplyDelete>>>>> Download Full
Makalah Tentang Anxiety (Kecemasan) >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Makalah Tentang Anxiety (Kecemasan) >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK
Izin download
ReplyDelete