About

Wednesday 26 December 2018

Essay tentang Korea Utara (Persahabatan Indonesia dengan Korea Utara)


FILE WORD BISA DI DOWNLOAD disini
ESAY MENANG LOMBA JUARA 3 NASIONAL
Persahabatan Abadi dari Mekar Bunga Kimilsungia
            Barangkali hanya sedikit orang Indonesia yang mengetahui bunga Kimilsungia. Benar, bunga ini sangat jarang menjadi topik diskusi masyarakat Indonesia pada umumnya. Tetapi, siapa sangka bahwa bunga Kimilsungia menyimpan kenangan hubungan diplomatik yang teramat indah antara Presiden pertama Republik Indonesia yakni, Ir. Soekarno dengan Kim Il-sung, pemimpin besar Republik Rakyat Korea Utara. Bunga inilah yang melatarbelakangi eratnya hubungan Korea Utara dengan Republik Indonesia. Hal ini tentunya menjadi cikal bakal hubungan yang unik antara kedua belah negara. Kita semua tahu bahwa bunga adalah sesuatu yang harum dan sangat manis dijadikan pengungkap isi hati.
Indonesia sudah membina hubungan yang relatif baik dengan Korea Utara sejak diresmikan tahun 1961. Salah satu faktor suksesnya hubungan ini adalah kedua negara tidak saling mencampuri urusan dalam negerinya. Memang cukup membingungkan, bagaimana bisa bunga menjadi simbol persahabatan. Persahabatan nan indah yang diawali dengan kunjungan diplomatik Presiden Korea Utara Kim Il-sung ke Indonesia pada 13 April 1965 untuk merayakan 10 tahun Konferensi Asia-Afrika. Ketika itu, Ir.Soekarno mengajak Kim Il Sung menikmati beraneka ragam jenis tanaman di Kebun Raya Bogor yang merupakan tempat tumbuhnya berbagai jenis tanaman, bunga dan pohon.
Di tengah menikmati indahnya bunga yang bermekaran, Kim Il-sung terpaku kepada satu deretan anggrek jenis dendrobium asal Makassar. Kemudian, Bung Karno dengan segera memberikan bunga tersebut kepada Kim Il-sung sebagai hadiah ulang tahunnya. Pada saat itulah, bunga tersebut diberi nama “Kimilsungia” yang diambil dari perpaduan nama Kim Il-sung dan Indonesia. Akhirnya, bunga Kimilsungia diabadikan sebagai bunga nasional Korea Utara yang disebut sebagai “bunga abadi” oleh rakyat Korea Utara, sekaligus sebagai simbol persahabatan Indonesia dan Korea Utara.[1]
Diplomasi bunga ini tentu memegang andil yang besar dalam eratnya hubungan Indonesia dengan Korea Utara. Tapi dibalik itu semua, banyak ujian yang terus menggerus pasak hubungan baik kedua belah negara. Diawali dengan peristiwa pilu yang amat menyayat hati rakyat Indonesia yakni, peristiwa G / 30 S / PKI 1965 yang secara tidak langsung membuat rakyat Indonesia membenci segala sesuatu yang berhubungan dengan “Komunisme”.
Lambat laun di era reformasi, kejadian pilu itu mulai tersimpan di dalam sanubari masyarakat Indonesia. Hal ini dibarengi dengan sadarnya masyarakat Indonesia untuk menjaga ideologi Pancasila sebagai pedoman dasar kehidupan berbangsa dan bernegara di negaranya. Inilah yang menjadikan masyarakat Indonesia lebih terbuka dan menganggap komunisme sebagai ideologi, pandangan serta keyakinan negara lain yang patut dihormati dan dihargai. Slogan “Bhinneka Tunggal Ika” yang mendarah daging di jiwa seluruh tumpah darah Indonesia juga membuat kita dapat berdamai dengan perbedaan.
Menurut BBC World Service Poll tahun 2013, 42% penduduk Indonesia memandang Korea Utara secara positif, sementara 22% lainnya memiliki pandangan negatif. Persentase opini baik Indonesia terhadap Korea Utara adalah yang kedua tertinggi di dunia setelah Ghana.[2] Minimnya informasi mengenai Korea Utara bagi kalangan muda Indonesia untuk membuat rasa ingin tahu semakin meningkat. Ketidaktahuan kalangan muda Indonesia tersebut sebenarnya tidak mengejutkan mengingat bahwa Korea Utara membatasi akses masuk maupun keluar, baik untuk warga negaranya sendiri maupun warga asing.
Meski secara ideologi maupun kepentingan sudah semakin jauh dan memiliki visi misi yang berbeda, hingga saat ini Indonesia tetap menjadi salah satu satu dari sedikit negara di dunia yang terhitung dekat dengan Korea Utara. Kita semua tahu bahwa Korea Utara adalah salah satu negara yang amat tertutup di dunia. Bahkan, dari sekian banyak negara di dunia hanya ada 24 negara yang memiliki ijin untuk mendirikan kedutaan disana. Salah satunya adalah Indonesia. Selain pihak Pyongyang yang punya kedutaan di Jakarta, Indonesia juga punya kedutaan resmi di Pyongyang. Kedamaian Indonesia dan Korea Utara terus dipupuk dengan kerjasama bilateral yang erat dalam bidang ekonomi, politik maupun kebudayaan.
Di luar keharmonisan era Soekarno dulu, hubungan Indonesia dan Korea Utara memang penuh pasang surut. Terutama pada masa Orde Baru dimana Indonesia sangat dekat dengan kekuatan kapitalis seperti Amerika Serikat. Pada masa kepimpinan Megawati, hubungan kedua negara ini kembali menghangat dengan kunjungan Megawati ke Pyongyang.[3] Pada era Susilo Bambang Yudhoyono, Marty Natalegawa selaku Menteri Luar Negeri Indonesia beberapa kali mengunjungi Korea Utara. Pihak Korea Utara pun tercatat melakukan sejumlah kunjungan resmi ke Indonesia.[4] Bahkan pada tahun 2015 yang lalu, Indonesia dan Korea Utara mengeluarkan prangko bersama untuk memperingati perayaan 50 tahun bunga ‘Kimilsungia‘ yang juga disebut bunga abadi.[5]
Walau banyak tuntutan dari berbagai negara supaya Indonesia bersikap lebih ‘keras’ terhadap Korea Utara, namun Indonesia tetap kokoh mempertahankan posisinya untuk tidak mengisolasi atau mengasingkan negara manapun di dunia. Mungkin sebagai bentuk apresiasi akan posisi tersebut dan kenangan masa lalu yang dimiliki dua negara, pada tahun 2015 kemarin Indonesia dan Korea Utara bersama-sama meluncurkan edisi prangko spesial untuk memperingati 50 tahun bunga ‘Kimilsungia‘ yang dikenal luas oleh warga Korea Utara sebagai bunga abadi.
Pemerintah Korea Utara saat ini juga mengoperasikan restoran Pyongyang di Jakarta. Restoran ini menyajikan masakan Korea Utara dan pengalaman makan yang otentik. Restoran Pyongyang berusaha mempromosikan Korea Utara sekaligus menjadi sumber devisa asing bagi pemerintah Korea Utara. Sayangnya nama baik restoran ini juga ikut terseret karena kasus pembunuhan Kim Jong-nam di Malaysia pada tahun 2017. Restoran Pyongyang ini disebut-sebut sebagai tempat koordinasi dan perencanaan intelijen para agen rahasia yang akhirnya bisa membunuh kakak tiri dari pemimpin tertinggi Kim Jong Un tersebut. Pembunuhan ini juga menyeret tenaga kerja asal Indonesia, Siti Aisyah yang menyebabkan hubungan Indonesia dan Korea Utara mulai memanas.
Hubungan persahabatan nampaknya kembali diuji oleh permasalahan yang sewaktu-waktu bisa memecah belah kedamaian mekar bunga Kimilsungia antar kedua negara ini. Tapi, permasalahan ini segera meredam dan seakan tidak mampu membendung kuatnya persahabatan. Indonesia dengan Korea Utara. Permasalahan ini justru membuat masyarakat Indonesia lebih ingin mengenal Korea Utara secara lebih detail. Bahkan, video blog (Vlog) dari Youtuber yang bernama Jaka Parker (Fotografer Indonesia yang sedang berada di Korea Utara)[6] sebagian besar videonya ditonton oleh lebih dari 1 juta pengguna Youtube karena berisi konten yang memuat kehidupannya di Korea Utara.
Memang benar tidak ada yang dapat menghalau rasa keingintahuan manusia. Dan inilah yang dialami masyarakat Indonesia. Rasa ingin tahu yang tinggi terhadap Korea Utara. Hal ini tentunya sangat positif bagi keharmonisan antara Indonesia dan Korea Utara karena penduduk Indonesia sudah mau terbuka dan ingin mengetahui Korea Utara secara lebih dekat dan lebih detail lagi dengan tidak memandang ideologi masing-masing pihak.
Mengetahui keadaan ini, pemerintah Indonesia seharusnya bekerjasama lebih banyak di bidang pendidikan terhadap Korea Utara. Kerjasama yang dimaksud adalah saling bersinerginya kedua belah pihak untuk mengadakan program pertukaran pelajar atau studi singkat bagi siswa maupun mahasiswa secara gratis dan aman. Secara teknis, pelajar Indonesia dikirim ke salah satu sekolah di Korea Utara, begitu juga dengan pelajar Korea Utara. Hal ini diperlukan untuk menjaga pemikiran positif rakyat Indonesia terhadap Korea Utara yang santer mendapat isu-isu negatif dari negara-negara kapitalis. Jika kaum pelajar telah diberikan kesempatan untuk selangkah lebih maju dengan pendidikan serta mengetahui kebudayaan negara lain, otomatis tidak akan mudah terpengaruh oleh isu-isu politis yang menyesatkan dan keharmonisan kedua belah negara akan tetap terjaga.
Bukan hanya di bidang pendidikan, kerjasama seharusnya lebih ditekankan pada sektor kebudayaan. Diawali dengan pertukaran pelajar, pertukaran seniman juga akan sangat dibutuhkan untuk lebih memperkenalkan budaya Indonesia kepada rakyat Korea Utara dan begitupula sebaliknya. Sehingga, rakyat Korea Utara yang semula tidak tahu menahu tentang Indonesia, menjadi tahu sekaligus terhibur dengan kebudayaan Indonesia. Begitu juga dengan seniman Korea Utara yang juga mengenalkan serta mempertunjukan kebudayaannya kepada masyarakat Indonesia.  
Harus diakui hubungan kedua negara di bidang pendidikan dan kebudayaan muncul sebagai aspek dari hubungan bidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Berjalannya proses kerjasama timbal-balik di bidang kebudayaan dan pendidikan menyebabkan semakin meningkatnya rasa persaudaraan serta kefamiliaran antar masyarakat di kedua negara. Yang terpenting dari semua itu adalah bagaimana keharmonisan dan persahabatan yang erat dapat terjaga di dalam kerjasama yang positif, konstruktif, sekaligus menjadi ‘pupuk’ bagi ‘kesuburan’ bunga Kimilsungia yang selama ini menjadi perekat dan simbol persahabatan abadi antara Indonesia dan Korea Utara.



Lampiran
Nama                           : Desak Anugrah Dwi Kusuma
Alamat                        : Jalan WR. Supratman No. 161 B, Singaraja, Bali, Indonesia
Umur                           : 17 Tahun
Pekerjaan                    : Pelajar SMA
Nomor Telepon           : 087 762 399 153



[2] http://www.globescan.com/images/images/pressreleases/bbc2013_country_ratings/2013_country_rating_poll_bbc_globescan.pdf
[3] "Megawati embarks on Asian tour". BBC. Sunday, 24 March 2002, 07:48 GMT. Diakses tanggal 6 June 2013.
[4] Bagus BT Saragih (Mon, May 14, 2012, 8:17 AM). "Human rights concerns cloud North Korea’s leader visit to RI". The Jakarta Post. Diakses tanggal 6 June 2013.
[5] https://dunia.tempo.co/read/658006/prangko-sukarno-kim-il-sung-diluncurkan
[6] Alamat channel Youtube Jaka Parker: https://www.youtube.com/channel/UCzvCf_q10UZkUJE0lOav0ag

0 komentar:

Post a Comment